Senin, 06 Agustus 2012

Makalah Tasawuf (semester 2)


Pengertian Akhlak Dan Ruang Lingkup Serta Tujuan Dan Manfa’at Mempelajarinya
A.           Pengertian Akhlak
               I.     Secara etimologis(lughotan) - اخلق- يخلق- اخلا قا(bahasa arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti,perangai.tingkah laku atau tabi’at.berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan.seakar dengan kata kholiq(pencipta) makhluk(yang diciptakan) dan khaliq(penciptaan).[1]
Dari pengertian etimologis seperti ini,akhlaq bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia,tetapi juga norma yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun. Jadi dengan demikian akhlak merupakan hubungan erat antara  kholik dengan mahluk serta antara mahluk dengan mahluk.[2]
            II.     Secaraterminologis (istilahan) ada beberapa definisi tentang akhlaq.
This file presented by: Fitriya semester 2 STAIN PONOROGO
Ada beberapa pendapat menurut para ulama’
1.      Imam Al-Ghozali[3]
Imam Ghozali (1015 – 1111 M), dikenal sebagai hujatul islam atau pembela islam karena kepiawaianya dalam membela islam dari berbagai paham yang menyesatkan, mengatakan bahwa akhlak :
فا الحلق عبارة عنهيئة فى النفس راسخة عنها تصدرالافعال بسهولة ويسر من غير حاجة الى فكر ورؤية
Artinya : “akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan – perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

2.      Ibnu Maskawaih[4]
Beliau wafat(421 H/1030 M), yang dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka mengatakan bahwa ahlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

3.      Abdul Kharim Zaidan[5]
مجموعة من المعانى والصفات المستقرة فى النفس وفى ضوء ها وميزانيها يحسن الفعل فى نظرالاءنسان او يقبح ومن ثم يقدم عليه او يحجم عنه

Artinya : “akhlaq adalah nilai – nilai dan sifat – sifat yang tertanam dalam jiwa,yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk,untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya.
Ketiga definisi yang dikutip diatas sepakat menyatakan bahwa akhlaq atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.
Dari keterangan itu ,jelaslah bahwa yang dimaksud dengan akhlaq haruslah berupa spontanitas tidak  temporer dan tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar dan harus bersifat konstan.
Di samping istilah akhlaq,juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Perbedaannya terletak pada standar masing-masing,bagi akhlaq standarnya adalah Al-Qur’an dan sunnah;bagi etika standarnya akal pikiran dan bagi moral standarnya adat kebiasaan  umum yang berlaku di masyarakat. Dalam pengertiannya antara ketiga istilah di atas(akhlaq,etika,moral) dapat dibedakan,namun dalam pembicaraan sehari-hari,bahkan dalam literature keislaman penggunaannya sering tumpah tindih.
B.     Ruang Lingkup Akhlaq  [6]
1.      Akhlaq pribadi (al-akhlaq al-fardiyah). Terdiri dari: (a) yang diperintahkan  (al-awamir), (b) yang dilarang (an-nawahi), (c) yang dibolahkan (al-mubahat), dan (d) akhlaq dalam keadaan darurat (al-mukhalafah bi al-idhthirar).
2.      Akhlaq berkeluarga (al-akhlaq al-usuriyah).Terdiri dari: (a) kewajiban timbal balik orang tua dan anak (wajibat nahwa al-ushul wa al-furu), (b) kewajiban suami istri (wajibat baina al-azwaj), dan (c) kewajiban terhadap karib kerabat (wajibat nahwa al-aqorib)
3.      Akhlaq bermasyarakat (akhlaq al-ijtima’iyyah).Terdiri dari: (a) yang dilarang (al-mahzhurat), (b) yang diperintahkan (al-awamir),dan (c) kaedah-kaedah adab (qawa’id al-adab)
4.      Akhlaq bernegara (akhlaq ad-daulah).Terdiri dari: (a) hubungan antara pemimpin dan rakyat (al-alaqah baina ar-rais wa as-sya’b), dan (b) hubungan luar negeri (al-alaqat al-kharijiyyah)
5.      Akhlaq beragama (aL-akhlaq ad-diniyyah). Yaitu kewajiban terhadap Allah SWT (Wajibat nahwa Allah)

C.     Tujuan Akhlak
Tujuan akhlak ialah hendak menciptakan sebagai makluk yang tinggi dan sempurna serta membedakan dari makhluk-makhluk lainnya. Sedangkan pelajaran akhlak bertujuan untuk membedakan tingkah laku manusia yang baik dan yang buruk, sehingga terciptalah tata tertib yang baik dalam pergaulan masyarakat tidak saling membenci, curiga-mencurigai antara satu dengan yang lainnya, tidak ada perkelahian dan peperangan atau bunuh-membunuh sesama hamba Allah.[7]
Yang hendak dikendalikan oleh akhlak ialah tindakan lahir. Akan tetapi tindakan lahir itu tidak  dapat terjadi bila tidak didahului oleh gerak batin atau tindakan hati  dapat diatur oleh akhlaq.
D.       Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak
     Keberadaan suatu ilmu harus mempunyai fungsi atau faedah. Dengan ditemukan suatu teori­-teori pada ilmu, akan lebih menambah wawasan dalam bertindak atau berproses. Kegunaan ilmu dapat mengetahui baik buruknya suatu tindakan. Orang yang berakhlak karena ketakwaan kepada Tuhan, maka dapat menghasilkan kebahagiaan, antara lain[8]:
a.       Mendapat tempat yang baik di dalam masyarakat.
b.      Akan disenangi orang dalam pergaulan.
c.       Akan terhindar dari hukuman yang sifatnya manusiawi dan sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan.
d.      Orang yang bertakwa dan berakhlak mendapat pertolongan dan kemudahan dalam memperoleh keluhuran, kecukupan dan sebutan yang baik.
e.       Jasa manusia yang berakhlak mendapat perlindungan dari segala penderitaan dan kesukaran.
     Orang yang berakhlak dapat memperoleh irsyad, taufik dan hidayah sehingga dapat bahagia di dunia juga akhirat. Di mana hidup bahagia merupakan hidup yang sejahtera dan selalu mendapat ridho Allah, juga selalu disenangi oleh sesama makhluk.
Seseorang yang mendapat kebahagiaan karena tindakan yang baik dan benar, dan berakhlak baik maka akan memperoleh[9]:
a.          Irsyad  : Dapat membedakan antara amal yang baik dan amal yang buruk.
b.         Taufiq  : Perbuatan kita sesuai dengan tuntunan Rasulullah dan dengan akal yang sehat. 
c.          Hidayah:berarti seseorang akan gemar melakukan yang baik serta menghindari yang buruk.
        Manusia merupakan mahluk ciptaan Allah yang mulia karena dikaruniai berupa akal pikiran yang mempunyai dua jalur hubungan dan dapat membedakan dengan mahluk- mahluk lainnya. Jalur pertama, adalah jalur hubungan vertikal yakni hubungan antara manusia sebagai mahluk ciptaan Allah dengan penciptanya. Jalur kedua yaitu jalur hubungan horisontal, yakni hubungan antara manusia dengan sesamanya. Hubungan manusia dengan sesamanya ini merupakan kodrat atau pembawaan dari manusia itu sendiri, karena manusia adalah sebagai mahluk sosial.
        Kedua jalur hubungan tersebut diatas harus dipelihara dan dilaksanakan dengan sebaik- baiknya, sehingga segala tindakan dan gerak geriknya mendapatkan ridho dari Allah dan tentunya ia juga akan disenangi dan dihormati oleh sesamanya. Dengan demikian maka akan diperolah kebahagiaan di dunia maupun di akherat kelak, yang merupakan tujuan hidup Manusia yang sesungguhnya.
        Menurut Dr. Hamzah Ya’kub menyatakan bahwa hikmah dan faedah dari ahlak adalah sebagai berikut[10]:
a.          Meningkatkan derajat manusia
        Tujuan ilmu pengetahuan ialah meningkatkan kemajuan manusia di bidang rohaniyah atau bidang mental spiritual. Antara orang yang berilmu pengetahuan tidaklah sama derajatnya dengan orang yang tidak berilmu pengetahuan. Orang yang berilmu secara praktis memiliki keutamaan derajat yang lebih tinggi. ( Al mujadalah ayat 11).
b.         Manifestasi kesemurnaan iman
Iman yang sempurna akan melahirkan kesempurnaan ahlak. Dan sebaiknya tidaklah di pandang orang itu beriman dengan sungguh- sungguh jika ahlaknya buruk.
c.          Keutamaan di hari kiamat
        Orang- orang yang berakhlak luhur akan menempati kedudukan yang terhormat dihari kiamat. Dalam sebuah hadist Nabi bersabda yang artinya “Sesungguhnya orang yang sangat saya kasihi dan yang terdekat padaku majelisnya pada hari kiamat ialah yang terbaik budi pekertinya. Dan orang yang sangat saya benci dan terjauh dari padaku pada hari kiamat yaitu orang yang banyak bicara, sombong dalam pembicaraannya dan berlagak menunjukkan kepandaiannya”. (HR. At- Turmuzi)
d.         Kebutuhan pokok dalam keluarga
        Akhlak merupakan faktor mutlak dalam menegakkan keluarga sejahtera. Keluarga yang tidak dibina dengan ahlak yang baik tidak akan dapat berbahagia sekalipun kekayaan materinya melimpah ruah Sebaliknya terkadang suatu keluarga serba kekurangan dalam ekonomi rumah tangganya namun dapat berbahagia karena faktor ahlak tetap dipertahankan.

e.                        Membina kerukunan antar tetangga
   Pentingnya akhlakul karimah disini cukup jelas, karena betapa banyaknya lingkungan yang gaduh karena tidak mengindahkan kode etika. Islam mengajarkan agar antara tetangga di bangun jembatan emas berupa silaturahmi, mahabbah dan mawadah. Nabi dengan telitinya memperhatikan masalah ini, sampai-sampai beliau menganjurkan, jangan merasa malu menghadiahkan kepada tetangganya sekalipun hanya berupa kaki kambing atau kuah gulai.
f.     Untuk mensukseskan pembangunan bangsa dan negara
Suatu bangsa atau negara akan jaya apabila warga negaranya terdiri dari orang- orang atau masyarakat yang berahlak mulia. Sebaliknya negara akan hancur apabila warganya terdiri dari orang- orang yang bejat akhlaknya.
g.     Dunia betul-betul membutuhkan ahlakul karimah
Dari dahulu sampai sekarang, dunia selalu penuh dengan orang-orang baik dan orang-orang jahat. Jika dunia ditangani para Nabi dan Rasul seolah-olah dunia tersenyum gembira damai dan tenang. Karena mereka itu selalu menggemakan panggilan ahlakul karimah, menyeru umat manusia memiliki pribadi yang baik. Sebaliknya dunia inipun selalu berada dalam kerusuhan, pertentangan dan permusuhan sampai mengeluarkan darah. Kita bisa lihat negara-negara super power berlomba-lomba membuat senjata yang sewaktu-waktu dapat memusnahkan manusia.
Masalah ini hakikatnya tidak lepas dari karakter atau akhlak para pemimpin, dimana dia bertindak sebagai penggerak dan pelakunya. Sebagaimana firman Allah dalam alquran surah Ar-Rum ayat 4.
Seandainya pemimpin-pemimpin dari suatu negara terdiri dari orang-orang yang tidak berakhlak baik maka mereka akan menjalankan roda kekuasaannya secara kolonialisme yang tentu akan merusak hidup sekitarnya.
Demikianlah beberapa hikmah dan faedah dari ahlak apabila ditegakkan akan membentuk masyarakat menjadi suci, selalu menghasilkan kebaikan dan kesempurnaan dalam semua aspek kehidupan manusia.





























KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ahlak yaitu norma, perilaku yang mengatur hubungan antara manusia dan norma yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan serta alam semesta. Tujuan akhlak ialah menciptakan manusia sebagai mahluk yang tinggi derajatnya dan punya adap sopan santun, serta berbeda dengan makhluk Allah yang lainya. Sedangkanyn manfa’at akhlak adalah mendapatkan tempat yang baik dimata masyarakat bahkan tuhan, banyak teman, dan meminimize perbuatan perbuatan yang buruk, akan terhindar dari hukuman yang sifatnya manusiawi dan sebagi makhluk yang diciptakan Allah.




























DAFTAR PUSTAKA

Ilyas. Yunahar. Kuliah akhlak. Yogjakarta: pustaka pelajar, 2006
Masy’ari, Anwar.akhlak AL-QUR’AN.surabaya:PT.Bina Ilmu,2007
Mustofa,Ahmad.Akhlak-Tasawuf.Bandung:Pustaka Setia,1997
Saebani,Beni Ahmad.Ilmu Akhlak.CV.Puspita Setia,2010



       [1] Mahmud Yunus,Kamus Arab-Indonisia,( Jakarta 1989)
       [2] Ahmad Beni Saebani, Ilmu Akhlak,(Jakarta 2010), 11
       [3] ibid, 27
       [4] Prof.Dr. H. Said Abdullah,ilmu ahlak ,(bandung 1997), 20
       [5] Ibid, 23
      [6] anwar masy’ari,akhlaq AL-QUR’AN,(surabaya 2007)
      [7]ibid,25
      [8] Ibid,29
       [9] Ibid, 35
      [10] Prof.Dr. H. Said Abdullah,ilmu ahlak ,(bandung 1997), 20

0 komentar:

Posting Komentar