Kamis, 10 Mei 2012

TEORI ANALISIS PSIKOLOGI



Dilihat dari berita dalam Koran tersebut yaitu, dua orang yang mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, kalau dianalisis dengan teori psikologi korban gantung diri itu mengalami gangguan psikologi yaitu mengalami depresi. Yaitu, korban yang pertama yang bernama SUKUR ROKHANI warga desa Kertosari yang mengalami depresi yaitu akibat persoalan pribadinya sedangkan korban kedua yaitu yang bernama TIJAH warga Desa Kutuwetan mengalami depresi akibat menderita sakit yang menahun namun tidak kunjung sembuh.
Dalam pengertiannya depresi adalah penyakit yang melibatkan tubuh, suasana hati, dan pikiran. Depresi mempengaruhi cara seseorang makan dan tidur, salah satu cara merasa tentang diri sendiri, dan salah satu cara berfikir tentang hal-hal. Ini bukan tanda kelemahan pribadi atau suatu kondisi yang dapat menghendaki atau ingin pergi. Orang depan depresi tidak bisa hanya menarik diri bersama-sama dan lebih baik.[1]
This file presented by: 

Firok Atul Akyun  (210910019 TI-A).


lanjut .....>>>>


Penyebab depresi yaitu terbagi menjadi enam bagian yaitu: kurang berfikir positif, kurangnya rasa percaya diri, lebih memperhatikan kesalahan, merasa tertekan karena berbagai kewajiban dalam hidup, merasa lemah, dan faktor genetis.
1.      Kurang Berfikir Positif
Ketika seseorang mengalami depresi, mereka merasa bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, dan hal ini akan terjadi berulang kali. Dalam kejadian semacam ini, orang tersebut melihat lebih banyak hal buruk terhadap sesuatu, secara sadar maupun tidak sadar.
2.      Kurangnya Rasa Percaya Diri
Orang-orang yang depresi tidak memiliki rasa percaya diri dan merasa selalu menganggap semua yang terjadi sebagai kegagalan mereka. Bahkan kesalahan sekecil apapun  mereka anggap sebagai masalah yang besar dan merasa hal-hal tersebut menguras perhatian mereka jauh lebih besar dari pada umumnya.
3.      Lebih Memperhatikan Kesalahan
Dalam kehidupan, kita pasti melakukan kesalahan, beberapa orang membuat lebih banyak kesalahan. Orang yang menderita depresi lebih memfokuskan diri pada jumlah kesalahan yang mereka buat. Sebagai hasilnya, mereka menciptakan kesan negatif mengenai kesalahan.
4.      Merasa Tertekan Karena  Berbagai Kewajiban Dalam Hidup
Dalam situasi ini orang-orang selalu berfikir apa yang seharusnya mereka lakukan dan tidak seharusnya mereka lakukan.
5.      Merasa Lemah
Mereka menyadari seperti apa diri mereka dalam keadaan normal namun mereka tidak menyukainya. Mereka menyadari apa yang seharusnya mereka lakukan namun mereka tidak mampu utuk melakukannya. Pada titik ini, depresi tidak membiarkan mereka merasakan kehagiaan dan optimisme.[2]
6.      Faktor Genetis
Penelitian yang dilakukan terhadap anak-anak yang diadopsis dan anak-anak kembar mendukung pemikiran yang menyatakan bahwa depresi mayor merupakan suatu gangguan yang bersifat turu tumurun. Dan gen dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi dengan cara mempengaruhi tingkat serotonim dan saraf pengantar lainnya yang terdapat diotak. Gen juga dapat mempengaruhi produksi dari hormone stress, kortisol, yang pada dosis tertentu dapat mengakibatkankerusakan pada hipokampus dan amygdale. Namun gen tidak dapat dianggap bertanggung jawab dalam semua kasus depresi, bahkan pada masyarakat newzeland yang memiliki kerentanan genetis paling tinggi, lebih dari setengah tidak mengalami depresi.[3]
Dalam permasalahan yang dialami oleh korban gantung diri yang pertama dalam berita tersebut bila dikaitkan dengan penyebab depresi yang dialaminya yaitu disebabkan oleh kurang berfikir positif dalam menangani masalah. Korban tersebut merasa bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi dan dia juga berfikir bahwa kejadian itu akan terjadi berulang kali. Karena korban tidak bisa mengatasi dengan baik maka yang diakibat dia merasa kurang percaya diri  dan menganggap semua yang terjadi sebagai kegagalan mereka. Masalah yang dia hadapi itu seakan-akan membuat kehidupannya akan hancur bahkan masalah kesalahan sekecil apapun dia anggap sebagai masalah besar dan masalah tersebut akan menguras perhatiannya jauh lebih besar dari orang pada umumnya.
Jika korban yang kedua masalah yang dihadapinya bila dikaitkan dengan penyebab depresi yang dialami yaitu disebabkan oleh depresi yang merasa lemah. Dia menyadari seperti apa diri mereka dalam keadaan normal namun mereka tidak menyukainya. Pada titik ini depresi tidak membiarkan mereka merasakan kebahagiaan dan optimisme. Korban mengalami sakit yang bertahun-tahun yang tidak kunjung sembuh-sembuh yang membuat kehidupannya itu merasa kurang bermanfaat dan dia juga berfikir jika dia merasa tidak berguna hidupnya karena hanya membuat susah orang-orang yang ada disekelilingnya saja, akibatnya dia mengalami depresi yang sangat berat dan mdia berfikir jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalahnya yaitu dengan mengakhiri hidupnya.
Dalam depresi itu terdapat bermacam-macam jenisnya yaitu terdapat tiga macam depresi yaitu:
1.      Depresi Situasional
Depresi yang terjadi setelah suatu peristiwa traumatik, seperti kematian orang yang dicintai.
2.Holiday Blues
Depresi yang terjadi ketika sedang berlibur atau merayakan sesuatu, bersifat sementara.
2.      Depresi Endogenons
Depresi tanpa penyebab yang pasti.
Dari berbagai macam depresi di atas kedua korban gantung diri ini dianalisis berdasarkan gangguan psikologi yaitu depresinya yaitu depresi “SITUASIONAL”. Depresi yang terjadi setelah suatu peristiwa traumatik, seperti kematian orang yang dicintai. Korban mengalami masalah pribadi dan suatu penyakit yang tak kunjng sembuh-sembuh, yang menurutnya tidak bisa diselesaikan. Karena dia slah menanggapi msalah atau tidak bisa menyaelesaikan masalah dengan benar dan tidak bisa berfikir positif. Dalam penyelesainnya itu salah.
Depresi itu bisa ditangani atau diobati yaitu dengan pemberian  obat-obatan yang merupakan langkah utama dalam mengobati depresi sekarang ini. dengan psikoterapi yaitu bisa dilakukan secara individu maupun dalam suatu kelompok. Terapi kelompok membantu penderita dan pasangannya atau keluarganya untuk memahami penyakitnya dan menghadapinya dengan lebih baik. Terapi yang lain yaitu dengan terapi elektrokonvulsif yang digunakan untuk mengatasi depresi berat, terutama pada: penderita psikotik, penderita yang mengancam akan melakukan bunuh diri, penderita yang tidak mau makan. Terapi ini biasanya sangat efektif dan bisa segera meringankan depresi. Dcara melakukan depresi ini yaitu dengan elektroda dipasang di kepala dan aliran listrik diberikan untuk merangsang kejang di dalam otak. Untuk alasan yang tidak dimengerti, kejang ini menyebabkan berkurangnya depresi, pengobatan ini dilakukan sebanyak 5-7 kali.[4]
Untuk itu bila mendapatkan atau mempunyai sebuah masalah harus diselesaikan dengan sebaik mungkin jangan mengambil jalan pintas dengan melakukan bunh diri. Bila kita sudah merasa tidak dapat menyelesaikannya dengan sendiri maka masalah itu bisa kita saling berbagi dengan teman atau keluarga kita, mungkin mereka dapat membantu meringankan beban masalah kita. Jangan kita pendam sendiri masalah itu akibatnya kita terkena gangguan psikologi yaitu depresi dan bisa berakibat buruk bagi kehidupan kita. Kalaupun kita tekena depresi itu bisa diatasi ataupun ditngani yaitu dengan cara yang ada di atas tersebut. Jangan menyelesaikan masalah dengan bunuh diri karena itu juga tidak akan membuat masalah selesai, tetapi malah menambah masalah semakin panjang. 


[3] Carole Wade, Carol Tavris, psikologi Edisi 9, (Jakarta: Erlangga, 2008), hal 338-339.

0 komentar:

Posting Komentar